Selamat Datang...Terimakasih -- Telah Berkunjung;tp masih dalam proses,Tapi - Jangan Lupa Bergabung...-- seadanya aja ya,he.."Jangan Menunggu Petang, Jadilah Sesegera Pagi!! -- http://iemaes.blogspot.com/... thank's;

Senin, 26 Maret 2012

cerpen

PERJUANGAN DIBALIK KERUDUNG
Oleh: petang
Lambaian angin mengoles diwajah Anisa yang ayu. Tapi ia tetap memandang ke arah langit menjadi saksi sang matahari mulai pergi perlahan dibalik gunung, seolah ia tak mempedulikannya dengan menopang tangan didagu di jendela kamarnya.
“Apakah benar?” Tanya Anisa menggumam. Ia ingat apa yang dikatakan ibu gurunya tadi pagi di sekolah.
“Kamu berdosa Sa!” Kata ibu guru
“Memang Sa salah apa bu? Anisa kan sudah berbakti sama orang tua, tidak berbohong, tidak menyontek dan yang lainnya juga!”Jawab Anisa.
“Lihat diri kamu, kamu cantik, pintar dan sekarang kamu sudah bukan lagi anak SD kamu sudah SMP. Kamu berdosa karena belum menutup auratmu dengan berkerudung, dengan berkerudung kamu pasti lebih cantik dan Allah pun akan semakin sayang sama Anisa.”
“Apakah benar Bu?”
Ibu gurunya pun mengangguk dan tersenyum sambil mengusap kepala Anisa.
“Anisa berdosa karena Nisa belum menutup aurat Anisa.”
***
“Ibu lihat Anisa, Sa sudah melaksanakan perintah ibu!”
“Wah cantik sekali, menutup aurat itu bukan perintah ibu tapi perintah Allah.”
“Baju dan kerudung siapa yang kamu pakai Sa?” Tanya ibu guru.
“He, ini baju dan kerudung umi Anisa, hanya ini yang Sa temukan di lemari umi. Walaupun masih kebesaran di pakai Anisa, he..he!”
Itulah pertama kali Anisa memakai kerudung di sekolahnya. Walau pada waktu itu hanya ia yang baru memakai kerudung dan Anisa sudah akrab dengan tatapan-tatapan aneh serta ejekan-ejekan teman-temannya di sekolah. Tapi ia tak memperdulikannya.
Ketika di rumahnya pun ia memakai baju panjang uminya yang kebesaran dipakai Anisa. Karena Anisa belum punya pakaian yang bisa menutup aurat. Ayahnya sangat mendukung Anisa. Walupun uminya belum mengenakan apa yang dipakai oleh Anisa tapi uminya pun mendukung keinginan anaknya, Anisa.
Suatu hari ketika Anisa akan membeli pakaian lebaran dengan uminya di pasar. Tak lupa ia mengenakan baju uminya dan kerudung di pakai seadanya. Baju uminya pun yang panjang sudah Anisa pakai semua. Dan Anisa mencoba menggunakan kesempatan ini untuk membeli baju panjang dan roknya. Karena kesempatan ini hanya Anisa lakukan satu kali dalam setahun untuk membeli pakaian baru, yaitu lebaran.
“Umi, Anisa beli yang ini saja ya!” Anisa sambil tersenyum.
“lho ini kan, baju untuk seumuran umi”
“Gak apa-apa kan mi, nanti umi juga bisa pakai punya Anisa juga. He”
Tapi yang ia cari waktu itu tidak Anisa temukan, ia malah menemukan baju dan rok panjang di pakaian buat ibu-ibu. Ia pun membelinya.
***
Kini Anisa sudah lulus SMP dan memutuskan untuk masuk Madrasah Aliyah saja, karena Anisa fikir inilah pilihan yang tepat untuknya agar apa yang ia kenakan juga bisa bertahan.
Ia pun menemukan yang sama dengan apa yang ia kenakan. Walau kebanyakan hanya di sekolah yang ia lihat, ketika teman-temannya di luar sekolah. Mahkota surga bernama kerudung itu tidak lagi mereka kenakan. Itu yang membuat Anisa sedih.
“Kenapa?”
Untuk itu Anisa pun berusaha untuk memberikan pemahaman kepada teman-temanya. Karena rasa cinta kepada teman-temanya ia tidak mau teman-temannya berdosa karena menutup auratnya hanya di sekolah saja. Dengan membuat artikel-artikel ataupun buletin sampai mendatangkan ustad dan ustadzah di sekolahnya.
“Apakah takut dengan peraturan sekolah?”
“Apakah takut karena guru?”
“Takutlah hanya pada Allah!”
Ia pun menyayangkan teman-temannya di luar yang satu SMP dulu yang sampai sekarang belum mengenakan kerudung.
Untuk saudariku
Tercinta….
Apakah mahkota surga itu
Membuatmu
Gerah, dan panas?
Apakah kau belum siap mengenakannya?
Apakah kau malu mengenakannya karena tidak sesuai dengan akhlakmu?
Neraka bukankah lebih panas?
Kalau belum siap, kapan siapnya?
Kita tidak tahu nafas kita apakah masih berhembus?
Malu? Tahu kah saudariku dengan berkerudung berarti kamu mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik lagi
Ingin ku lihat kau memakai mahkota surga itu, sebelum nafas terakhirku .
I love u coz Allah
Anisa
Anisa mencoba menulis surat cinta untuk temannya dalam buku tulisnya. Tak terasa butiran permata keluar dari matanya membasahi buku tulisnya.
“Ya Rabb,…!
Anisa pun tertidur.
***
Jalan itu biar lebih bagus harus ada turunan dan tanjakan, dan biar lebih menantang di bubuhi batu-batu kerikil. Hingga berakhir di sebuah taman yang indah, di sana bisa melepas kelelahan.
Ketika sudah Aliyah pun cobaan dan ujian yang menimpa Anisa tak ada hentinya karena kerudungnya. Ketika Anisa akan melakukan pemotoan untuk fhoto yang ditempel di izazah. Ia dan teman-temanya harus buka kerudung. Sekolah tidak membolehkan siswinya di fhoto mengenakan kerudung. Hampir semua teman-temannya membuka kerudungnya untuk difhoto. Tapi tidak untuk Anisa. Sekarang giliran Anisa untuk difhoto.
“Kerudung kamu tidak dibuka?” Tanya tukang fhoto.
“Buat apa pak dibuka, Anisa takut pak pada yang menciptakan Anisa.”Jawab Anisa.
“Kalau begitu, kami juga tidak mau buka kerudung Sa.” Tambah Hesti dan Nayla teman bangku Anisa.
“Ya sudah terserah kalian, yang penting saya menjalankan tugas saya.”
Akhirnya setelah jadi fhoto-fhotonya, Anisa dan teman-temannya yang difhoto pakai kerudung dipanggil oleh kepala sekolah. Dan menyuruh mereka difhoto ulang untuk membuka kerudungnya supaya kelihatan telinganya.
Anisa dan teman-temannya pun difhoto ulang, tapi mereka tetap memakai kerudung walau waktu itu difhoto pakai kerudung tapi telinganya diperlihatkan. Setelah jadi, mereka pun di panggil lagi oleh kepala sekolah. Untuk kesekian kalinya disuruh untuk membuka kerudungnya saat difhoto. Dan untuk sekian kalinya juga mereka menolak, terutama Anisa.
“Maaf pak, Anisa tidak mau buka kerudung Anisa!”
Dengan penuh keyakinan Anisa dan teman-temannya pun pergi ke rumah ibu guru yang pertama kalinya mengajak untuk memakai kerudung dan setiap ada permasalahan ia meminta pendapat ibu gurunya. Termasuk permasalahan yang dialami Anisa dan teman-temannya kali ini.
“Bu kami harus bagaimana?”
“Insya Allah pasti ada jalan keluarnya, dan jangan lupa untuk selalu berdo’a yah”
Dengan melalui ibu gurunya mendatangi langsung kepala sekolahnya sampai meminta pertolongan kepada MUI di daerah tempat Anisa sekolah. Akhirnya Anisa dan teman-temannya Hesti dan Nayila pun diperbolehkan untuk memakai kerudung untuk fhoto izazahnya.
Anisa pun bersujud syukur. Dan berterimakasih kepada ibu gurunya. Dengan rasa haru mereka pun saling berpelukan.
Inilah cerita indah dari Anisa waktu itu, sekarang zamannya sudah bukan seperti dulu lagi, tunggu apa lagi ayo pakailah mahkota surga yang bernama kerudung itu.(Anisa)
Rangkasbitung, 24 Maret 2012



Tidak ada komentar: