Hari perpisahan itu pun telah tiba, tanpa terasa 3 tahun sudah ana di pondok sekaligus sekolah .satu persatu santriawan dan santriawati maju ke mimbar untuk membacakan kirotul kitab. Keluarga santri berdatangan untuk menghadiri anaknya dan undangan tak ketinggalan para alumni pondok juga, termasuk mamah dan aa (kakak kandung) memang abi ana ga bisa hadir karena ada halangan..tapi alhamdulillah ja..
Akhirnya tiba giliran ana, dalam hati dag – dig – dug tak karuan ketika nama ana di sebut ( “ pembacaan kirrotul kitab selanjutnya imas dari bojongmanik”kt MC ).Semakin tambah aja dag – dig ana, he..ana langsung menghampiri mamah untuk salaman/sampun/cium tangan sambil mohon do’anya, karena abi gak ada ke si aa dan ke bapa (pimponpes). Ana langkahkan kakiku menuju mimbar dengan hati bertanya – tanya bisa gak ya?,tapi ana yakin ana pasti bisa. Dengan membawa kitab, alhamdulillah ana kebagian baca kitab tafsir Qur’an halaman 508, QS.Al-Ashr : 3, dengan jumlah huruf ada 68 huruf dan jumlah kalimat ada 14 kalimat, kalau tidak percaya coba hitung aja sendiri ya.he..he..
Semua orang yang hadir tertuju kepada ana,waduh ana jadi semakin tambah PD aja,he..Ana bacakan kitab tafsir dengan penjelaannya yaitu tentang orang – orang yang merugi. Oya
Dan akhirnya pembacaan kirotul kitab para santri selesai jam satu malam ( kalo ga salah) dan di tutup dengan do’a dari guru kita semua yaitu pimponpes, semuanya di situ larut dalam do’a di keheningan malam tak terasa air mata ini pun keluar tak kuasa lagi untuk menahannya.sungguh mengharukan….
Setelah itu para santri bersalaman ke bapa pimponpes juga ke semuanya. Santriawan dengan santriawan dan santriawati dengan santriawati. Teteh – tetehku, adik – adiku, pad nangis gak ketinggalan ana pun ikut nangis juga. Ku peluk(alaaah, et sesama muhrim) Teteh – tetehku, adik – adiku, dengan menyampaikan permohonan maaf selama di pondok dan teman – teman ana juga.mereka semua larut dalam kesedihan termasuk ana juga.Oh sungguh mengharukan.
Begitu banyak kesalahan yang ana lakukan selama menimba ilmu di pondok itu. Baik yang di sengaja maupun yang tidak sengaja, yang terasa maupun tidak terasa. Tapi begitu banyak kenangan yang tak bisa ana lukiskan ..
Suka, duka, canda, tawa bersama semuanya di pondok Ibnu Hajar
Mulai dari makan timbel bareng –bareng sampai dengan kalo ngaji malam nyaret kitab ana suka tidur alias ketiduran di majelis. He…sungguh contoh yang tidak baik.( jangan di tiru ye..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar